Kamis, 01 Februari 2018

DELAPAN PENYAKIT JIWA

Mewaspadai dan Menyembuhkan Delapan Penyakit Jiwa.

Penyakit ada dua macam : penyakit fisik dan jiwa (psikis). Keduanya sama-sama mengganggu kehidupan manusia. Namun demikian keduanya juga bisa didiagnosa kemudian diobati dan disembuhkan.

Berikut ini adalah Delapan Jenis Penyakit Jiwa yang sudah jauh hari dijelaskan oleh Rasulullah SAW :

Pertama, Al Hammu (resah, gelisah, gundah gulana, galau). Penyakit ini lebih disebabkan karena faktor kesalahan dan atau kemaksiatan serta kelalaian diri. Jiwa yang tidak tenang akibat jauh dari Allah SWT. Maka obatnya adalah dengan banyak mengingat Allah SWT dengan melakukan ketaatan kepadaNya dalam segala suasana.

Kedua, Al Huznu (Kesedihan). Kesedihan terjadi biasanya karena tidak tercapainya sesuatu yang diharapkan atau hilangnya sesuatu yang dimiliki. Kesedihan yang paling menyedihkan adalah ketika seseorang bersedih tanpa sadar dan tahu apa yang menjadikannya sedih. Bisa juga kesedihan itu merupakan waswasatu Syaithan / bisikan setan agar manusia tidak melaksanakan perintah Allah dengan baik. Memperbanyak membaca mu’awwidzatain (surat An Naas dan Al Falaq) bisa menjadi obatnya.

Ketiga, Al ‘Ajzu (kelemahan). Ketika diri merasa lemah, lembek, lesu, lunglai tanpa ada gairah hidup maka dipastikan jiwa kita sedang tidak sehat. Agar senantiasa semangat maka harus reorientasi semua aktifitas bernilai ibadah.

Keempat, Al Kasalu (Kemalasan). Penyakit jiwa ini terkait dengan Al ‘Ajzu (kelemahan). Obat mujarab untuk penyakit ini adalah menghidupkan dan membiasakan diri dengan motivasi dari dalam diri sendiri (inner motivation) dengan menjadikan Allah SWT sebagai sandaran pertama dan utama (Allahu Ash Shamadu).

Kelima, Al Jubnu (Pengecut). Orang yang tidak berani bertanggungjawab atas perbuatannya dan tidak mampu menanggung resiko atas keputusannya sudah barang tentu disebut pengecut. Adanya reward dan punishment sebagai sunnatullah dalam kehidupan. Jika tidak terkena hukuman atau sanksi di dunia maka akan tersiksa di Neraka.

Keenam, Al Bukhlu (Pelit, kikir). Orang yang tidak menyadari bahwa anugerah kehidupan ini sebagai tiitpan maka akan bersikap pelit dan kikir. Orang pelit hidupnya akan sulit. Orang kikir akan tersingkir.

Ketujuh, Ghalabatu Ad Dain (terjerat hutang). Pola hidup biar tekor asal kesohor menjadikan manusia hobbi kredit. Istilah lainnya adalah hidupnya gali lobang tutup lobang. Orang yang suka berhutang biasanya karena tidak pandai dalam skala prioritas kebutuhannya. Kebutuhan primer, skunder dan tersier baginya sama saja. Akhirnya akan terkena juga penyakit jiwa berupa under presser dalam hidupnya.

Kedelapan, Qahri Ar Rijaal ( Tertekan, under presser, terjajah). Orang yang tergantung dengan orang lain dalam taraf tinggi pada akhirnya akan menjadi budaknya. Istilah hutang budi harus dibalas budi ternyata tidak selamanya benar. Hutang budi yang tidak terbayar bahkan bisa menyebabkan matinya jiwa akibat tekanan yang tak terperikan.
Sangking dahsyatnya pengaruh penyakit-penyakit jiwa / bathin tersebut maka Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan agar kita mendawamkan do’a berikut ini :

Allahumma innii a’uudzubika minal hammi wal huzni, wa a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’uudzubika minal jubni wal bukhli, wa a’uudzubika min gjalabatid daini wa qahrir rijaali.

Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari keresahan dan kesediahan, aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut dan pelit, dan aku berlindung dari terjerat hutang dan tekanan/penindasan orang lain, aamiin.

Kuliah Subuh untuk para santri Darunnajah 2 Cipining Bogor pada Jum’at, 2 September 2016 di Masjid Jami’. (mr. mim).
#MotivasiSantri
#BadalPakKyai
#DarunnajahSuksesBarakah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar