Rabu, 07 Maret 2018

Delapan Penyebab Hati Gelisah

8 Penyebab Hati Gelisah Menurut Islam

Perasaan gelisah dalam hati memang bisa dirasakan oleh siapapun. Karena hal itu merupakan salah satu kodrat yang memang dimiliki oleh manusia.
Firman Allah dalam QS 9 : 15

وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ ۗ وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

"dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Tafsirnya (Jalalayn):
(Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin) kegelisahannya (Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya) dengan masuk Islam seperti apa yang dilakukan oleh Abu Sofyan .

Bedanya, ada manusia yang mampu mengatasi rasa gelisah tersebut dan ada pula yang tidak mampu mengatasinya. Penyebab rasa gelisah di dalam hati dapat disebabkan oleh berbagai alasan dan faktor-faktor tertentu. Apalagi dalam kehidupan yang semakin hingar-bingar seperti saat ini, di mana banyaknya pilihan ataupun hal-hal baru yang terkadang meragukan pikiran manusia

Bahkan dalam beberapa waktu belakangan ini jutru kegelisahan hati tersebut berkaitan dengan masalah keyakinan (agama), moral, dan perilaku-perilaku yang berhubungan dengan interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Masalah-masalah yang muncul tersebut memang tidak dapat dipungkiri akan menimbulkan rasa gelisah di dalam hati bukan hanya bagi orang-orang yang terlibat dalam masalah tersebut, tetapi kadang juga bagi orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya sekalipun.

Hal ini dikarenakan masalah yang muncul dan mengakibatkan hati menjadi gelisah tidak hanya datang dari dalam diri sendiri, tetapi juga bisa datang dari luar diri sendiri. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menyelesaikan masalah yang muncul, yaitu dengan mengahadapinya untuk mencari dan menemukan solusinya, bukan malah menghindarinya.
Tetapi jutru seringkali banyak orang yang malah menghindari masalah yang muncul sehingga membuat masalah tidak terselesaikan dan menjadi semakin rumit.

Sedemikian sehingga efek inilah yang sering menyebabkan timbulnya rasa gelisah di dalam hati, di mana rasa gelisah di dalam hati tersebut dapat berdampak pada melemahnya kreatifitas yang ada di dalam diri sehingga harus selalu memiliki cara agar hati tenang .

Adapun Penyebab Hati Gelisah Menurut Islam adalah sebagai berikut :

1. Memudarnya Keyakinan Kepada Tuhan
Firman Allah dalam QS 4 : 83(AnNisa)

وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ ٱلْأَمْنِ أَوِ ٱلْخَوْفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسْتَنۢبِطُونَهُۥ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ لَٱتَّبَعْتُمُ ٱلشَّيْطَٰنَ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)."

Tafsirnya (Jalalayn):
(Dan apabila datang kepada mereka suatu berita) mengenai hasil-hasil yang dicapai oleh ekspedisi tentara Nabi saw. (berupa keamanan) maksudnya kemenangan (atau ketakutan) maksudnya kekalahan (mereka lalu menyiarkannya). Ayat ini turun mengenai segolongan kaum munafik atau segolongan orang-orang mukmin yang lemah iman mereka, dan dengan perbuatan mereka itu lemahlah semangat orang-orang mukmin dan kecewalah Nabi saw. (Padahal kalau mereka menyerahkannya) maksudnya berita itu (kepada Rasul dan kepada Ulil amri di antara mereka) maksudnya para pembesar sahabat, jika mereka diam mengenai berita itu menunggu keputusannya (tentulah akan dapat diketahui) apakah hal itu boleh disiarkan atau tidak (oleh orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya) artinya yang mengikuti perkembangannya dan dituntut untuk mengetahuinya, mereka adalah orang-orang yang berhak menyiarkan berita itu (dari mereka) yakni Rasul dan Ulil amri (Dan kalau bukanlah karena karunia Allah kepadamu) yakni dengan agama Islam (serta rahmat-Nya) kepadamu dengan Alquran (tentulah kamu sekalian akan mengikuti setan) untuk mengerjakan kekejian-kekejian yang diperintahkannya (kecuali sebagian kecil saja

Penyebab pertama yang dapat menjadikan hati gelisah adalah memudarnya keyakinan kepada Tuhan, yaitu Allah SWT. Memudarnya keyakinan ini berarti menandakan bahwa keimanan kepada Tuhan juga melemah. Sebagaimana kita tahu bahwa seorang yang iman lemah pasti hatinya akan merasa gelisah dan tidak tenang. Hal ini dikarenakan melemahnya iman berarti mengindikasi diri lupa terhadap Tuhan Yang Maha Segalanya, termasuk Maha Pemberi Pertolongan dalam menghilangkan rasa gelisah yang ada di dalam hati.

2. Terlalu Ikut Campur Dalam Perkara Tuhan
Firman Allah dalam QS 6 : 153(Al An'am)

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ
"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."

Tafsirnya (Jalalayn):
(Dan bahwa) dengan memakai harakat fatah mentakdirkan lam, dan dengan memakai harakat kasrah sebagai jumlah isti'naf/permulaan (hal ini) apa yang Kami pesankan kepada kamu (adalah jalan-Ku yang lurus) menjadi hal (maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan) cara-cara yang bertentangan dengannya (karena jalan itu mencerai-beraikan) dengan membuang salah satu di antara dua huruf ta, yakni akan menyelewengkan (kamu dari jalan-Nya) agama-Nya (yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.)

Penyebab kedua yang dapat menjadikan hati gelisah adalah terlalu ikut campur dalam perkara Tuhan. Dalam artian, terlalu mencampuri terhadap perkara-perkara yang sudah menjadi urusan dan ketentuan Allah SWT, di mana dalam hal ini dapat dikatakan sebagai takdir. Sebagaimana kita tahu bahwa takdir memang menjadi daerah kekuasaan Allah yang tidak harusnya dicampuri oleh makhluk-Nya.
Apalagi kepada tiga takdir mutlak yang sudah ditetapkan sejak manusia dilahirkan ke dunia, yaitu rezeki, jodoh, dan kematian (maut). Jadi, apabila kita terlalu mencampuri urusan-urusan tersebut jutru akan menyebabkan hati menjadi gelisah. Karena pikiran dan logika kita tidak akan mampu menjangkaunya. Sedemikian sehingga yang bisa dilakukan oleh kita sebagai makhluk-Nya hanyalah terus berusaha dan berdoa.

3. Kurang Sabar Ketika Menjalani Ujian Tuhan
Firman Allah dalam QS 11 : 15

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."

(Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya) seumpamanya ia tetap bersikeras dalam kemusyrikannya. Menurut suatu pendapat ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang berbuat ria atau pamer (niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna) pembalasan dari amal baik yang telah dikerjakannya, seperti sedekah dan bersilaturahmi (di dunia) umpamanya Kami meluaskan lapangan rezeki mereka (dan mereka di dalamnya) yakni di dunia (tidak dirugikan) artinya tidak
Penyebab ketiga yang dapat menjadikan hati gelisah adalah kurangnya kesabaran ketika menjalani ujian dari Allah SWT. Sebagaimana telah kita ketahui sebagai manusia yang beragama bahwa hidup ini pasti akan menemui berbagai macam ujian. Oleh karena itu, apabila ujian tersebut datang, maka kita harus mampu bersabar dalam menghadapi dan menjalaninya.
Karena apabila kita tidak bersabar, justru akan menimbulkan rasa gelisah di dalam hati kita sendiri. Bahkan kita harus merasa beruntung jikalau Allah SWT masih mau menguji kita, karena itu menandakan bahwa Allah SWT masih ingat kepada kita sebagai salah satu hamba-Nya di dunia ini. Dan Dia, Allah SWT, tidak membiarkan kita terlena dalam gelamornya dunia yang penuh dengan berbagai sudut-sudut kelalaian di dalamnya.

4. Seringkali Mengeluh Dengan Ujian Tuhan
Firman Allah dalam QS 14 : 21 (Ibrahim)

وَبَرَزُوا۟ لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۚ قَالُوا۟ لَوْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيْنَٰكُمْ ۖ سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَجَزِعْنَآ أَمْ صَبَرْنَا مَا
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".

Tafsirnya (Jalalayn):
(Dan mereka akan berkumpul menghadap) semua makhluk itu menghadap. Ungkapan pada ayat ini dan ayat sebelumnya memakai fi`il madhi, dimaksud untuk memberikan pengertian kepastian bahwa hal itu benar-benar akan terjadi (kepada Allah semuanya, lalu berkatalah orang-orang yang lemah) yakni para pengikut (kepada orang-orang yang sombong) yaitu orang-orang yang diikuti ("Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikut kalian) lafal taba`an merupakan bentuk jamak dari kata tunggal tabi`un (maka dapatkah kalian menghindarkan) menolak (daripada kami azab Allah walau sedikit saja?") huruf min yang pertama tadi bermakna lit-tabyin atau untuk menjelaskan, sedangkan huruf min pada ayat ini bermakna lit-tab`idh atau menunjukkan makna sebagian. (Mereka berkata) orang-orang yang diikuti itu ("Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami niscaya kami dapat memberi petunjuk kepada kalian) artinya nicaya kami akan menyeru kalian ke jalan hidayah. (Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar, sekali-kali tidak mempunyai) huruf min di sini adalah zaidah (tempat untuk melarikan diri.") tempat berlindung dari azab-Nya.

Penyebab keempat yang dapat menjadikan hati gelisah adalah kebiasaan sering mengeluh dengan ujian yang datang dari Allah SWT. Mengeluh dengan ujian Tuhan memang terkadang tidak bisa dihindari, tetapi janganlah terlalu sering, karena hal tersebut hanya akan menyebabkan hati menjadi gelisah.
Lekaslah bangkit dari keluhan tersebut untuk kemudian berusaha mencari jalan keluar atau solusi dari ujian yang diberikan oleh Tuhan. Karena setiap ujian, cobaan, dan masalah yang diberikan oleh Allah SWT pasti ada solusi atau jalan keluarnya asalkan kita tidak berhenti berusaha dan berdoa kepada-Nya selaku Tuhan Semesta Alam.

5. Beranggapan Bahwa Tuhan Tidak Adil

Penyebab kelima yang dapat menjadikan hati gelisah adalah memiliki anggapan bahwa Tuhan tidak adil. Bagaimana bisa kita menganggap Tuhan, Allah SWT, tidak adil, padahal sudah dijelaskan dalam Kitab Suci-Nya bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Adil. Bukti keadilan tersebut contohnya ialah memberikan solusi dalam setiap permasalahan, memberikan kemudahan dalam setiap kesusahan, menciptakan yang miskin dan yang kaya supaya roda kehidupan dunia dapat berjalan, bahkan memberikan kesehatan dan juga sakit agar kita tidak menjadi manusia yang sombong seperti kisah Fir’aun yang berani mengaku dirinya sebagai Tuhan hanya karena tidak pernah sakit. Ingatlah bahwa beranggapan kalau Allah SWT itu tidak adil hanya akan mendatangkan rasa gelisah di dalam hati.

6. Lupa Untuk Bersyukur Kepada Tuhan

Penyebab keenam yang dapat menjadikan hati gelisah adalah melakukan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah SWT. Dalam artian, kita lupa untuk memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hal yang telah diberikan-Nya selama hidup di dunia, seperti kesehatan, kesenangan, dan lain sebagainya. Justru apabila kita lupa bersyukur berarti menandakan bahwa kita merupakan makhluk yang sombong terhadap Tuhannya sendiri. Dan sebagaimana kita tahu bahwa orang yang sombong itu tidak akan memiliki hati yang tenang, artinya hatinya akan selalu gelisah.
Contohnya lagi ialah Fir’aun, di mana karena kesombongan yang dimilikinya membuat hatinya gelisah dan tidak tenang gara ada peramal yang menyebutkan bahwa kelak akan ada lelaki yang berhasil merebut kekuasaannya. Sedemikian sehingga dia menjadi gelisah dan takut setiap ada anak laki-laki yang lahir dan menyuruh anak buahnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir tersebut.

7. Enggan Melaksanakan Perintah Tuhan

Penyebab ketujuh yang dapat menjadikan hati gelisah adalah enggan melaksanakan perintah Tuhan, yaitu Allah SWT. Contohnya saja ialah enggan melaksanakan shalat yang merupakan tiang agama. Sebagaimana kita tahu bahwa shalat adalah salah satu ibadah yang dapat menjadikan hati menjadi tenang dan tentram. Dengan kata lain, hati yang gelisah dapat disebabkan karena kita enggan melaksanakan shalat yang merupakan salah satu perintah Allah SWT dan wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.

8. Sering Melanggar Larangan Tuhan

Penyebab kedelapan yang dapat menjadikan hati gelisah adalah sering melanggar larangan Tuhan, yaitu Allah SWT. Bahkan menjadikan pelanggaran tersebut sebagai sebuah kebiasaan setiap harinya. Contohnya lagi-lagi ialah shalat, di mana dalam hal ini artinya ialah tidak melaksanakan shalat wajib dalam keseharian. Kebiasaan tidak shalat dalam keseharian inilah yang membuat kita mengabaikan bahwa meninggalkan shalat itu adalah dosa. Kebiasaan melakukan dosa yang kemudian memang berwujud menjadi sebuah kesengajaan sengaja tidak shalat. Dengan demikian, kesengajaan tersebut akan menjadi penyebab timbulnya rasa gelisah di dalam hati.
Demikian beberapa penyebab hati gelisah menurut Islam. Meskipun kegelisahan merupakan suatu hal yang wajar-wajar saja dialami oleh manusia, tetapi sebagai makhluk yang beragama dan percaya akan adanya Tuhan, yaitu Allah SWT di dalam ajaran agama Islam, maka kegelisahan tersebut harusnya dapat diredam dengan keimanan yang dimiliki.

Percaya dengan adanya Tuhan, Allah SWT, kemudian diucapkan secara lisan dan dilaksanakan dengan anggota badan, baik dalam menjalankan segala perintah-Nya maupun dalam menghindari segala larangan-Nya. Dan lagi, Amalan istighfar juga bisa membantu menentramkan hati disaat gelisah.
Keep Your Faith!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar