Kamis, 26 Juli 2018

kisah Ibrahim

 7 SHARES


Kisah nabi ibrahim lengkap dari lahir sampai wafat / Pic source : abdurohmanafandi

Ketika kita tengah melaksanakan ibadah shalat, dimana saat melakukan duduk tasyahud atau tahiyat akhir akan menyebutkan dua nama Nabi.

Penyebutan dua nama Nabi tersebut tidak lain dan tak bukan adalah Nabi Muhammad SAW dan juga Nabi Ibrahim as.

Mungkin menjadi sebuah pertanyaan, mengapa ketika shalat hanya nama kedua Nabi tersebut saja dan tak ada nama Nabi ataupun Rasul yang lain?

Baca juga : Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan dan Kisah - Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Lain

Bisa saja tak usah dipermasalahkan, karena memang hal itu sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dikhawatirkan jika hal seperti ini dipermasalahkan, akan memengaruhi keyakinan kita bahwa kenabian Muhammad dan Ibrahim memunyai bobot yang lebih tinggi daripada Nabi-nabi yang lain.

Hal seperti ini tidak diperbolehkan karena adanya perintah agar tidak membeda-bedakan antara para Nabi yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT.

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya.

Dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.

Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”(QS Al-Baqarah:136)

Menyimpulkan dari hal tersebut, penyebutan nama Nabi Muhammad dan juga Nabi Ibrahim saat shalat berhubungan dengan pemberian gelar kepada Nabi sesuai dengan kapasitasnya sebagai Nabi dan keistimewaan yang dimilikinya.

Misalnya gelar khalil kepada Nabi Ibrahim as, sebagaimana firman Allah swt,

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah,

sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”(QS An-Nisa:125)

Demikian pula Allah juga memberikan penyebutan rahmat bagi semesta alam kepada Nabi Muhammad saw,

Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(QS Al-Anbiya:107)

Oleh karena hal itu, mungkin saja penyebutan nama beliau-beliau ini bisa kita lafalkan hingga saat ini.

Terlepas dari hal tersebut, membahas mengapa nama Nabi Ibrahim yang disandingkan dengan nama Nabi Muhammad SAW, lantas seperti apakah sebenarnya kisah riwayat Nabi Ibrahim tersebut?

Kisah Nabi Ibrahim Lengkap dari Lahir Hingga Beliau Wafat

Kisah nabi ibrahim lengkap dari lahir sampai wafat / Pic source : themeaningofislam

Dilahirkan di tengah-tengah masyarakat musryik dan kafir, Nabi Ibrahim yang kala itu masih mencari jati diri harus dihadapkan pada permasalahan yang pelik.

Yakni karena sang ayah yang malah bekerja sebagai pembuat patung berhala, dan juga raja pada masa itu yang malah mendeklarasikan diri sebagai tuhan.

Kisah beliau bermula ketika dilahirkan pada tahun 2295 SM di negeri Mausul, dimana penuh masyarakat jahiliyah yang musyrik dan kafir, dan ayah beliau yang bernama Azar yang masih keturunan Sam bin Nuh.

Nabi Ibrahim sendiri dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi, di negeri Mausul. Ayah beliau adalah seorang pembuat patung berhala, sedangkan beliau sendiri sangat membenci berhala-berhala itu.

Tak hanya sampai disitu saja, karena beliau juga terlahir pada zaman kerajaan raja Namrud yang berani mengaku sebagai tuhan.

Sungguh sebuah zaman yang dzalim dan penuh dengan kesesatan.

Kisah Nabi Ibrahim dan raja Namrud berlanjut ketika beliau yang masih bayi harus diasingkan karena raja Namrud yang memerintahkan semua orang untuk membunuh semua bayi laki-laki di negerinya.

Karena takut dirinya akan tumbang oleh seorang lelaki yang diutus Allah SWT. Sehingga guna menyelamatkan diri dan juga tahtanya, ia pun menyuruh semua warga untuk membunuh semua bayi laki-laki yang ada.

Namun atas izin Allah SWT, Nabi Ibrahim selamat dan setelah beliau dewasa dan dapat berpikir manakah Tuhan yang patut untuk disembah.

Sampai akhirnya dirinya kembali ke tengah masyarakat dan melihat smeua orang seperti gila pada patung.

Hampir setiap rumah dan tempat-tempat umum dipenuhi patung berhala agar dapat menyembah setiap waktu. Termasuk di rumah ayahnya yang memang bekerja sebagai pembuat patung berhala.

Lama kelamaan Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya pada dirinya.

Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan?

Kemudian Allah pun memberikan mukjizat pada Nabi Ibrahim yakni sebuah pemikiran cerdas, kritis, sekaligus mengutusnya sebagai penyampai keberadaan Allah SWT selama ini.

Maka dimulailah perjalan mencari jati diri Nabi Ibrahim tersebut.

Karena banyak kaumnya yang menyembah berhala yang terbuat dari batu, dan Beliau tidak mau ikut menyembah berhala itu, karena baginya hanyalah sebuah benda.

Kemudia beliau melihat bulan dan bintang di malam hari, matahari di siang hari, ia berkata “Mungkinkah benda-benda itu Tuhan?

Namun ternyata, bulan dan bintang menghilang dan matahari terbenam, lalu ia berkata: “Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu.

Maka Allah berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 76-79.

Yang artinya: “Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:

“Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”.

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata:

Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat”.

Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”.

Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Allah pun memberi Nabi Ibrahim akal dan kecerdasan yang luar biasa dan mulailah beliau menyampaikan dakwahnya.

Dimulainya Dakwah Nabi Ibrahim AS

Kisah nabi ibrahim lengkap dari lahir sampai wafat / Pic source : pinterest

Setelah tahu perihal kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, maka dimulailah awal baru bagi beliau untuk menyampaikan kebenaran yang ada.

Karena paham bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim dengan kecerdikannya langsung merencanakan sesuatu pada Raja Namrud dan para pengikutnya.

Pada suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan ke luar kota bersama sebagian besar pengikutnya selama beberapa hari. Wilayah kekuasaan Namrud pun nyaris kosong.

Kemudian Nabi Ibrahim masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya sendiri.

Nabi Ibrahim as hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya. Itu adalah berhala yang paling besar.

Kemudian dia meletakkan kapak yang dipakai untuk menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak dirusaknya.

Setelah beberapa hari Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka.

"Siapa yang melakukan semua ini di belakangku?!" teriaknya pada pengikutnya.

Salah satu pengikutnya yang kebetulan tidak turut pergi bersama Namrud mengatakan bahwa ada seorang pemuda bernama Ibrahim yang melakukan itu semua.

Dipanggillah Nabi Ibrahim untuk menghadap Raja Namrud.

Sang Raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?"

"Bukan!" jawab Ibrahim singkat.

Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata: "Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?"

"Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?" sahut Ibrahim dengan tenang.

Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!".

Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"

Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Namun, Raja Namrud semakin murka.

Setelah kejadian tersebut, raja Namrud yang marah pun hendak melakukan sesuatu kepada Ibrahim. Lantas, apa yang hendak dia perbuat kepada Nabi Ibrahim?

Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup

Karena hal tersebut, banyak dari para pengikut raja Namrud yang mulai bertanya-tanya kepada Nabi Ibrahim perihal Tuhan yang patut disembah.

Namun setelah terlihat pengaruh Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja Namrud merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya.

Oleh karena itu, untuk menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim untuk dihukum mati, yaitu dengan cara dibakar.

Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu.

Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal. Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja Namrud.

Menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan.

Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam.

Karena Allah SWT kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:

يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ.....

Artinya:

"Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)

Setelah api padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.

Sejak saat itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk terus lurus ke jalan Allah SWT.

Kemudian dalam menjalankan tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, agar tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan.

Namun masih keukeuh pada pendiriannya, ayah Ibrahim menjawab demikian adanya,

قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا

Artinya:

"Berkata ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika kau hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan niscaya aku akan menyiksamu! Dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)

Sementara itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa banyaknya.

Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar